Rumah Betang Ensaid Panjang

Subsuku Dayak Desa di Ensaid Panjang, masih mempertahankan tradisi turun-temurun tinggal di rumah besar atau rumah betang (panjang).
warganya masih bertahan di rumah betang karena ingin melestarikan warisan nenek moyang. Mereka ingin menjaga warisan peradaban dan semangat gotong royong serta kebersamaan.” Ujar Ketua Adat Dayak Desa, Cepi.
Rumah betang tersebut ditempati oleh 88 orang dari 22 keluarga yang berukuran 118 meter x 17 meter. Rumah panggung itu memiliki tinggi sekitar 12 meter, dengan jarak lantai kayu dari tanah sekitar dua meter. Rumah Panjang Ensaid begitu penduduk menyebutnya, ada juga sebagian menyebutkannya rumah betang Ensaid panjang. Rumah panjang tersebut terletak di Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. (kurang lebuh berjarak sekitar 60 kilometer (km) dari ibu kota Kabupaten Sintang).

Rumah Betang Ensaid Panjang dan Gadis Ensaid Panjang

Dalam membuat rumah, Masyarakat Dayak Desa menggunakan beberapa jenis kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan, seperti meranti, mentangor, petir, dan durian. Kayu tidak hanya digunakan untuk tiang, tetapi juga lantai, dinding, rangka, hingga atap. Kayu ulin yang terkenal sebagai kayu kelas satu asal Pulau Kalimantan hanya terdapat pada tiang utama dan beberapa tiang penyangga. Ini berbeda dengan sejumlah betang lain di wilayah lain yang banyak menggunakan kayu ulin.
Menurut ketua adat setempat“Perbedaan tersebut terjadi lantaran wilayah adat Dayak Desa lebih banyak berupa hutan gambut sehingga tidak terdapat banyak pohon ulin yang bisa di gunakan.
Di Rumah Betang Ensaid Panjang, wisatawan juga masih bisa menyaksikan pembuatan kain tenun secara tradisional atau membelinya langsung. Dalam Hal mewarisi kemampuan nenek moyang dalam menenun, sejumlah ibu hingga kini masih aktif menenun. Harga kain tenun tentu sangat beragam, dari Rp 30.000 hingga Rp 1 juta per lembar berdasarkan ukuran. Sangat disayangkan menenun adalah pekerjaan sampingan untuk kaum ibu, Sementara Pekerjaan utama berladang dan menyadap getah karet.

6 comments:

  1. Salam kenal Mas P.O Ijin simak artikel yang menarik ini
    sekaligus nambah wawasan saya, terima kasih Mas
    Jika di ijinkan kita saling Follow Blog g+ Mas Thanks
    http://karristaent.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. @Saud Karrysta: Salam Kenal Kembali, saya sudah menambahkan saudara di lingkaran G+ milik saya. Harapan saya cukup saudara mengerti saja... :D :D

    ReplyDelete
  3. Wahhh Buset Mennn Bener Bener Gede tuh Rumah Hehehe Sampai Sampai Bisa Dihuni Oleh 88 orang dari 22 keluarga Hmmm .. Hebattt Nihhh Infonya hehe Makasii yah :)

    ReplyDelete
  4. @Ainnul Yaqin: Menurut ku itu kecil kerena dimiliki 22 keluarga...

    ReplyDelete
  5. selamat siang Sob....Tradisi memang harus di lestarikan Sob, saat ini banyak Tradisi yang sudah tergeser akibat pengaruh dari luar maupun pengaruh teknologi....

    ReplyDelete
  6. @Hayardin Putra : Pekerjaan Berat juga menjaga tradisi terlebih di zaman Global sekarang ini banyak tekanan dan kecaman, dll..

    ReplyDelete